

MALANG NEWS – Karena masih dalam situasi pandemi, Sekolah Tinggi Imu Kesehatan (STIKES) Kendedes Malang menggelar praktik klinik online bersama (Warga Peduli AIDS) WPA Turen.
“Kegiatan praktik klinik keperawatan medikal bedah ini merupakan kompetensi wajib dilalui bagi mahasiswa profesi ners,” kata Ketua Program Studi Ners STIKes Kendedes Malang Eny Rachmawati, M.Kep, Jumat (18/12/2020).
Situasi pandemi Covid-19 ini membuat rangkaian pembelajaran menjadi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kuliah yang harusnya bisa dilaksanakan tatap muka secara langsung, keadaan pandemi saat ini kampus banyak menyelenggarakan secara daring online.
STIKes Kendedes bersama Warga Peduli AIDS (WPA) Turen, melaksanakan inovasi pembelajaran praktik klinik dengan kompetensi Keperawatan Medikal Bedah secara daring online.
Kegiatan yang dilaksanakan sejak 7-19 Desember 2020 ini diikuti oleh 25 Mahasiswa Ners STIKes Kendedes, dengan mendampingi secara online 25 Pasien Orang dengan status HIV positif (ODHIV) yang tergabung di Yayasan CAKAP WPA Turen.
Satu mahasiswa satu pasien
Kegiatan pendampingan satu mahasiswa satu pasien dalam proses pembelajaran, dapat tetap terpenuhi meskipun dilakukan secara daring online baik ranah kognitif, psikomotor ketrampilan dan sikap dalam berkomunikasi kepada pasien khususnya pada orang dengan status HIV positif.
Rangkaian kegiatan dimulai dari serah terima mahasiswa yang dihadiri jajaran pimpinan STIKes Kendedes Malang dan para pengurus Yayasan WPA Turen, serta Kelompok Dukung Sebaya ODHA WPA Turen.
Hari berikutnya mahasiswa masing-masing melakukan kontrak kepada pasien dan melaksanakan pengkajian interaksi secara langsung kepada pasien kelolaannya, menggali berbagai keluhan yang dirasakan oleh ODHIV dan berbagi cerita pengalaman hidupnya semasa divonis status HIV positip sampai dengan saat ini.
Minggu kedua dilakukan intervensi terhadap keluhan yang ditemukan dan diberikan terapi komplementer, yang mana sebagai upaya penyeimbang dari terapi medis pada ODHIV yang selama ini mengkonsumsi obat ARV seumur hidupnya.
Terapi komplementer dipandu Yufi Mustofa, S.Psi., MCH., C., Ht.,CH sebagai Master Trainner Komplementer, memberikan Terapi EFT (Emotional Freedom Technique) terdiri dari 18 gerakan yang fungsinya dapat membuat pasien dengan status HIV positif, bisa menurunkan gejala nyeri saat timbulnya efek samping dari Obat ARV serta dapat mengurangi kecemasan bagi pasien-pasien pada umumnya.
Perawat Profesional
Ketua WPA Turen Tri Nurhudi Sasono, M.Kep yang sekaligus dosen pembimbing lapangan memberikan rerspon positif dan mengapresiasi kegiatan praktik mahasiswa Ners dari STIKes Kendedes Malang. Karena menurut pria yang tinggal di Sedayu Turen ini, para mahasiswa dapat meningkatkan ketrampilan sesuai kompetensi untuk menjadi seorang perawat profesional meskipun dengan metode daring online.
Pasien ODHIV binaan Yayasan WPA Turen pun juga bersemangat dan menemukan metode baru, yaitu terapi komplementer ini dalam mengimbangi pengobatan ARV yang selama ini mereka jalani sehari-hari.
Semoga kegiatan ini tidak berhenti cukup disini akan tetapi bisa berkelanjutan dan memiliki nilai kemanfaatan terhadap sesama, tentunya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dalam mencapai eliminasi AIDS tahun 2030. (Had).