Bedah Buku Kepingan Cerita Negeri, yang digelar Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo bersama gerakan Connecting Local Initiative (Coloni). (Had).Kegiatan edukatif literatf ini bekerja sana dengan WWF dan Coloni, diadakan di THOZ Café Sepanjang Sidoarjo.
27 Kisah Inspiratif
Sebanyak 27 kisah inspiratif dari berbagai belahan daerah di Indonesia berhasil dibukukan.
Sekilas informasi, Coloni (Connecting Local Initiative) merupakan komunitas orang dalam latar belakang berbeda dan lembaga yang berbeda, tetapi satu tujuan untuk mengumpulkan cerita perubahan dari program atau project dari tingkat tapak (akar rumput).
“Nilai edukasi buku ini, adalah untuk menginspirasi inisiatif lokal yang mempunyai output keberlanjutan sebuah pembangunan dan berkontribusi secara global,” tutur Koordinator Coloni SDGs Jatim Agus Sugiharto.
World Wide Fund (WWF) mengajak rekan kerja di tingkat tapak atau lokal diskusi dan belajar bersama tentang target SDGs yakni ekonomi, ekologi dan sosial sudah dilakukan masyarakat lokal di daerah pelosok Indonesia. Cerita perubahan dari mereka dapat diperhitungkan sebagai kontribusi terhadap SDGs.
Gerakan Nyemplung Kali
Satu dari 27 kisah di dalamnya disumbang melalui Gerakan Nyemplung Kali (GNK) Umaha. Melalui GNK yang dilakukan sejak tahun 2016 ini, bersama civitas akademika dan masyarakat sekitar bersama-sama menjaga kebersihan Sungai Pelayaran.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Risbang dan Inovasi Umaha M. Adhi Prasnowo mengatakan Sungai Pelayaran yang melintasi kampus Umaha tersebut sudah mulai terjaga kebersihannya sejak ada GNK ini. Melalui aksi penyaringan sampah lewat pemasangan jaring serta mengubah pola pikir warga bahwa sungai bukan tempat sampah.
“Semoga GNK memotivasi daerah lain yang mengalami persoalan sampah di sungai,” harapnya.
Sementara itu, Ketua PC ISNU Sidoarjo Sholehuddin menilai GNK sudah cukup berdampak.
“Perlu dibentuk koordinator tiap desa yang wilayahnya dilalui Sungai Pelayaran,” sarannya.
Pada kesempatan yang sama, PMD Kemendesa Sidoarjo Moch. Saichu menyatakan program di 27 daerah ini bisa menginspirasi dan di lirik untuk diimplementasikan di Sidoarjo.
“Tidak selesai dicetak saja, tapi juga ada aksi nyata dari masyarakat,” ungkapnya.
Mandiri Kesehatan, Pangan, dan Ekonomi.
Salah satu penulis, Ahmad Heru Romadhon mengatakan, terkait relevansi dengan kondisi negeri yang sedang pandemi, pihaknya mempunyai banyak program yang sederhana.
Yang ini kalau dilakukan secara prinsip keberlanjutan, akan memiliki kemandirian secara kesehatan, pangan, kelestarian bahkan ke ekonomi.
“Maka dengan tindakan sederhana ini, perlu ditulis dengan cara yang sederhana untuk bisa menginspirasi banyak orang atau lembaga untuk terus berkarya dalam masa masa pandemi ataupun normal,” tutur Ahmad Heru Romadhon.
Layak Dibaca Semua Kalangan
Agus Sugiarto menjelaskan, buku ini layak dibaca semua kalangan. “Semua kalangan layak membaca buku ini. Semisal para akademisi, pemerintah dan masyarakat. Karena tujuan pembangunan berkelanjutan tidak bisa hanya parsial tetapi seluruh stakeholder tingkat desa maupun propinsi dari berbagai tingkatan harus berkolaborasi, karena capaian tujuan berkelanjutan tidak bisa hanya beberapa pihak sesuai dengan target SDGs 16 dan 17 (kemitraan secara menyeluruh),” papar Agus.
Agus mengungkapkan, buku ini tidak diberjualbelikan karena siapa yang mau mencetak bisa melanjutkan buku berkembang ini.
Jadi setelah terbitnya buku ini belum berakhir program menyebarluaskan cerita perubahan. Harapannya adalah kegiatan sederhana bisa menyumbang sebuah tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat daerah maupun Global.
“Jangan terlalu berpikir indicator SDGs yang penting kita menjalankan prinsip-prrinsip SDGs yang kita jalankan,” tukas Agus.
Agus mengatakan, harapan ke depan adalah muncul banyak buku baru untuk memperkaya literasi bangsa Indonesia. (Had).