Artis Malang yang tengah viral dengan lagu dangdut koplo Sak Celupan itu, membaur dengan warga mengikuti arak-arakan dan setelah itu kembali menggoyang peserta lomba Jajanan lawas, dengan lagu Los Doll dan pamer bojo.
Adapun rute dimulai dari panggung pasrom RT 11, jembatan arah tangga, seribu susur sungai, selanjutnya kembali ke meja masing-masing sambil diiringi rebana dan sholawat nabi.
Yudi Praya merasa senang, dengan kegiatan yang ramai guyup yang dihadiri oleh banyak pihak mulai dari Camat, Lurah, RT RW termasuk perwakilan kampung tematik di Kota Malang, serta duta budaya.
“Saya senang menghibur warga kampung ini, mudah-mudahan ada semangat bangkit lagi wisata kampungnya,” kata dia sembari membawa satu tampah, yang memuat gunungan jajaan lawas berbahan baku ketela.
Mila Kurniawati, selaku koordinator acara Parade Jajanan Lawas menyampaikan, bahwa dirinya ingin menjadikan jajanan lawas sebagai ikon Kampung Heritage Kajoetangan.
“Ya, karena selama ini masih belum ada yang menjadi oleh-oleh khas dari sini. Namun, kita akan gali lagi lebih banyak potensi dari sini. Salah satunya dengan membuat lomba kreasi jajanan tradisional, yang diikuti oleh warga sekitar,” ujar dia.
Acara di Parade Jajanan Lawas di Kampung Heritage Kajoetangan ini cukup simple. Selain diarak keliling kampung, jajanan ini diberi penilaian dan penghargaan terbaik dari sisi bahan baku, penyajian termasuk rasa.
Tak hanya jajanan lawas seperti cenil, getas, klepon, dan nagasari yang mendominasi kegiatan ini. Tetapi juga ada aneka minuman tradisional, yang disajikan warga, seperti Wedhang Sechang, Wedhang Uwuh, dan aneka jamu-jamuan.
Tak ketinggalan pula, Ki Demang selaku ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang juga ikut membawa Tumpeng Polopendem, dirinya juga mengikuti arak-arakan keliling kampung.
“Ini adalah cara Kampung Kayutangan mengangkat potensi lokal, serta terlibat dalam pemajuan kebudayaan. Jajanan lawas yang berupa makanan dan minuman tradisional, merupakan salah satu pengetahunan tradisional yang harus di lestarikan, agar jangan sampai hilang terganti oleh makanan modern dan cepat saji dan harus dikenalkan kepada anak anak kita,” ungkapnya.
Menurutnya, makanan tradisional dari hasil bumi dengan teknik pengolahan yang tradisional, merupakan objek kebudayaan yang di lindungi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017, tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Karenanya perlu digali ragam macam bentuk dan nama makanan minumannya, serta tinggal bagaimana sajian dan kemasannya. Sehingga tetap menarik bagi wisatawan di Kota Malang, dan menjadi oleh-oleh khas Malang dari kampung Heritage Kajoetangan,” tandas Pria yang bernama asli Isa Wahyudi, Penggagas Kampung Budaya Polowijen yang menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian 15 even yang di fasilitasi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang.
Pewarta: Decky Rachmanda
Editor: Eko Sabdianto
Publisher: Edius
MALANG NEWS – Tidak puas dengan hanya menggoyang panggung hiburan serta mengajak joget semua warga di acara, Yudi Prata dan Aira mengikuti Parade Jajanan Lawas yang di arak mengelilingi kampung Kayutangan, pada Sabtu (31/10/2020).