Ikuti Kami di Google News

Selain pawai dan karnaval lampion, acara di isi dengan hiburan tari-tari lampion termasuk musik rebana yang mengiring pemotongan tumpeng.
Memukau. Salah satu hiburan tari-tarian selain pawai dan karnaval lampion, termasuk musik rebana yang ada di Kampung Lampion Wangi Kota Malang. (Foto: Decky Rachmanda/malangNEWS).
MALANG NEWS – Lebih dari 100 anak Kampung Lampion berkeliling kampung dan berarak-arakan sambil membawa lampion. Suasana nampak gembira dan bahagia, karena mereka lama tak berjumpa padahal tinggal satu kampung.


Karena Covid-19 anak-anak lebih banyak di rumah dan bermainpun dengan jumlah teman terbatas. Nampaknya Festival Kampung Lampion Wangi membawa angin segar bagi anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Di festival itu mereka menari, menyanyi dan bermusik.

Suheni Ketua Pokdarwis Kampung Lampion Wangi yang berlokasi di Jalan Juanda, Gang 5A, RW 1, kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang mengatakan, bahwasanya hampir setiap tahun kampung tersebut di launching dalam rangka peningkatan promosi kampung.

“Artinya semangat festival ini seperti launching, bahwa kampung ini masih eksis dengan menggeser acara di malam hari karena lampionnya menyala,” kata suheni kepada awak media, Senin (26/10/20) malam.

Selain pawai dan karnaval lampion, acara di isi dengan hiburan tari-tari lampion termasuk musik rebana yang mengiring pemotongan tumpeng.

Dion selaku Inisiator Kampung Lampion Wangi yang memberikan motivasi kepada warga menyampaikan, bahwa kampung lampion itu kampungnya orang kreatif.

“Ya, karena industri lampion ada disini, banyak orang pesan lampion untuk sport wisata disini. Oleh karena itu, warga harus lebih kreatif membuat lampion berkarakter dan menjadikan tempat nongkrongnya anak muda di malam hari, dengan backgroud lampion,” ungkap dia.

Hadir pula dalam acara itu, Kakang Mbakyu Cilik Kota Malang, Duta Budaya dan Museun Kota Malang, mahasiswa Diploma Pariwisata Unmer, perwakilan dari kampung tematik di Kota Malang serta Forkom Pokdarwis Kota Malang yang semua berswafoto karena keunikan lampion di kampung ini.

Ki Demang selaku Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang juga menyampaikan, kampung lampion bisa menjadi tempat co-working space bagi pelaku ekonomi kreatif.

“Karena sub sektor desain grafis, desain interior eksterior yang memakai lampu bisa dikerjakan disini. Oleh karena itu, kampung ini cocok menjadi kampung wisata edukasi pembuatan lampion selain kampung untuk selfie,” terangnya.

Ditambahkan Isa Wahyudi sapaan akrab Ki Demang, sub sektor kerajinan, fashion, seni pertunjukan menjadi modal promosi bagi pengembangan ekonomi kreatif yang semua bertemakan lampion.

“Ujung-ujungnya sub sektor fotografi, videografi anak mempublish Kampung Lampion. Selain itu kegiatan di kampung ini justru menariknya di malam hari yang dapat dijadikam tempat nongkrong bagi anak muda,” pungkas Ki Demang yang juga seniman topeng dari Kampung Budaya Polowijen Kota Malang ini.

Pewarta: Decky Rachmanda
Editor: Eko Sabdianto
Publisher: Edius

Share: