

Salah satu yang legendaris adalah Kampung Kopi Sumberdem yang berada di Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
“Alhamdulillah sampai sekarang kami bertahan menjalankan usaha pengolahan kopi. Kami memberikan edukasi, mulai pembibitan sampai produk dari kopi. Sebenarnya riwayat sejarah kopi disini sudah ratusan tahun lamanya,” kata Ketua Pokmas/Penanggung Jawab Kampoengkopi Sumberdem, Sukadianto, pada Rabu (21/10/2020).
Mayoritas Petani Kopi
Sukadianto mengungkapkan, pencanangan Kampoeng kopi dilakukan pada Desember 2019. Pihaknya memberikan pemberdayaan masyarakat dalam wisata edukasi pengolahan kopi. Mayoritas penduduk 90 persen-nya adalah Petani Kopi.
Pria yang juga perangkat desa ini berharap, agar wisata edukasi ini dapat mengangkat perekonomian warga.
“Dengan mengolah hasil panen sendiri dan menjualnya dalam bentuk produk. Sehingga harga jual kopi menjadi lebih tinggi, dan masyarakat bisa diberdayakan melalui UMKM,” jelas Sukadianto.
Kopi Robusta
Dalam pengolahan kopi masyarakat sekitar yang dikerjakan secara manual, mereka juga menggunakan tungku untuk meningkatkan kualitas rasa serta kealamian hasil olahan mereka. Ada beberapa jenis kopi yang mereka hasilkan, namun mayoritas adalah kopi jenis Robusta.
“Ada juga varietas, seperti Excelsa, Liberica juga Arabica,” papar Sukadianto.
Untuk percepatan kemajuan usaha Kopi ini, Kampoengkopi sudah membentuk BUMDES (Badan Usaha Milik Desa).
Namun belum menyentuh ke sektor usaha baik pengolahan atau penjualan kopi. Sehingga belum ada HTM (Harga Tiket Masuk) ataupun Karcis, untuk berwisata ke Kampoengkopi.
Penjualan Sistem Online
Ditengah pandemi ini tentu penjualan merosot tajam, dan jumlah pengunjung wisata edukasi di Kampoengkopi berkurang.
Namun para pengunjung yang tetap ingin mempelajari tentang olahan kopi, diterima dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Antusiasme pengunjung sangat tinggi dan banyak orang tertarik dengan wisata edukasi ini.
“Untuk kiat agar tetap eksis, kami memaksimalkan penjualan melalui media sosial maupun secara offline,” ujar Sukadianto.
1832 adalah merek produk ikon dari Kampoengkopi Sumberdem, yang diambil dari tahun pendataan varietas kopi di Kabupaten Malang. Yang saat itu ada berbagai tempat yaitu Gunung Arjuno, Gunung Bromo dan Gunung Kawi.
“Dan kami yakini, di antara tempat tersebut yang dimaksud adalah Kampoengkopi Sumberdem. Yang secara Geografis terletak bersebelahan dengan Perkebunan Nusantara XII,” papar Sukadianto.
Sejarah Sumberdem
Pemerhati Cagar Budaya dan Pegiat Jelajah Jejak Malang, Restu Respati dalam tulisannya di sebuah media online mengungkapkan, kampung kopi Sumberdem mempunya riwayat sejarah yang panjang dan berliku.
“Sejarah bermula dari adanya Afdeeling yaitu sebuah wilayah administratif pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, setingkat Kabupaten,” tutur Respati.
Afdeeling Malang mulai dibuka perkebunan kopi pada 1832. Lokasi Afdeeling Malang strategis untuk perkebunan, diapit pegunungan Arjuna-Kawi di sebelah barat dan Bromo-Semeru di sebelah timur. Terhampar lahan subur yang strategis bagi perkebunan kopi.
Administratornya dipegang oleh seorang Asisten Residen. Afdeeling merupakan bagian dari suatu Karesidenan.
Suatu Afdeeling dapat terdiri dari beberapa Onderafdeling (setingkat Kawedanan yang diperintah seorang Wedana yang disebut Controleur) dan Landschap yang dikepalai seorang bumiputera yang disebut Hoofd atau Kepala. Di bidang perkebunan, Afdeeling adalah pembagian administratif dari suatu kebun.
Pada masa itu Afdeeling Malang masih menjadi bagian dari Karesidenan Pasuruan. Afdeeling Malang merupakan penghasil kopi terbesar di seluruh Jawa Timur.
Kopi jenis Robusta dan Arabika menjadi andalannya. Antara tahun 1870 – 1830 perkebunan kopi di Afdeeling Malang mencapai masa keemasan. Puncaknya adalah pada tahun 1914 Distrik Kota di Afdeeling Malang mengalami perubahan status menjadi Gemeente (Kotamadya).
Merujuk dari kesejarahan perkebunan kopi itu yang mendasari “Kampoeng Kopi Sumberdem” menamakan hasil produksi kopinya bermerk “Kopi 1832”. Jenis kopi Robusta, Arabika dan Excelsa tersedia di rumah bibit dan perkebunan Kampoeng Kopi Sumberdem.
Asal Nama Sumberdem
Desa Sumberdem berada di wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Konon nama Sumberdem di ambil dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata, yaitu Sumber dan Dem (adem) yang bermakna sumber mata air yang dingin.
Di wilayah Sumberdem terdapat banyak sumber mata air yang dingin, terutama empat sumber mata air besar. Sumber mata air ini terus mengalir, tak pernah kering sepanjang musim. Termasuk musim kemarau.
Desa Sumberdem berbatasan dengan Desa Wonosari di sebelah utara, Desa Sumber Tempur di sebelah timur, Desa Jambuwer di sebelah selatan, Desa Ampelgading di sebelah barat. Andeman terletak di lereng Gunung Kawi. (Had).