

Tahan guncangan pandemi, itulah sekilas penilaian dari keuletan dua saudara kembar Azmi Habibi dan Kiko Harmoko dalam mengelola usaha Donat berbahan utama Kentang yang kini semakin eksis dan maju.
Layaknya teamwork, dalam usaha ini, saudara kembar ini berbagai tugas. Kiko Harmoko bertugas mengolah bahan dan membuat sampai jadi. Sementara Azmi lebih sering bertugas mengirimkan pesanan donat sesuai lokasi masing-masing.
“Alhamdulillah usaha kami semakin maju. Kini kami terus melakukan pengembangan agar semakin banyak pelanggan,” kata Azmi Habibi, Selasa (6/10/2020).
Mengumpulkan Gaji
Sebelumnya Azmi ikut bekerja dengan orang untuk pembuatan tahu susu. Namun karena ingin terus berkembang dan maju, Azmi memutuskan untuk membuka usaha sendiri menggeluti usaha pembuatan donat home industri.
Azmi mengatakan, dirinya memulai usaha dengan produk yang dinamakan DONATOLLE pada 2019 lalu.
Untuk membuat donat, dilakukan secara bersama-sama yang melibatkan saudara dan keluarga.
Azmi menceritakan, dana untuk usaha donat berasal dari menabung dan mengumpulkan uang gaji dari hasil kerja selama ikut kerja membuat tahu susu.
Sederhana dan Banyak Varian
Agar efisien, ia mengelola donat menggunakan alat sederhana yaitu panci untuk mencampur adonan, wajan untuk menggoreng dan tentunya kompor gas.
“Kami mengerjakan DK tidak menggunakan peralatan masak modern. Namun sederhana saja,” papar Azmi.
Untuk sekarang ia sudah bisa menghabiskan bahan adonan DK seberat 4 kilogram dalam sehari tergantung jumlah orderan.
“Alhamdulillah sekarang terus bertambah jumlah orderan. Yaitu bisa sampai menghabiskan bahan 4 kilogram bahkan lebih dalam sehari,” terang Azmi.
Aneka DK ini dijual dengan beragam toping. Yaitu meliputi: Cappucino, messes coklat, kuning, blueberry, keju, tiramisu, messes warna-warni, kacang, strawberry, oreo, green tea, choco chip ball, banana, sprinkle, Vanilla, kacang almond, dan gula halus.
“Harga kami patok Rp 30 ribu isi 12 donat, request bebas topping,” papar Azmi.
Sistem Penjualan
Untuk penjualan DK dijual dengan sistem online dan offline. Azmi menuturkan, pihaknya melayani pesanan sampai ke luar Kota Malang yaitu Kabupaten Malang.
“Kami biasa melayani permintaan donat sampai Bululawang, Batu, Karang Ploso, dan Pakis,” jelas Azmi.
Dalam sehari omset bisa mencapai Rp 500 ribu. Dalam sehari donat bisa laku kurang lebih 150 biji tergantung orderan.
“Omset tergantung banyak sedikit orderan. Kalau full orderan bisa Rp 500 ribu lebih,” papar Azmi.
Azmi mengungkapkan, kendala bisnis DK adalah dalam pemasaran online belum bisa luas jangkauannya. “Kendalanya pemasaran online, belum bisa luas jaringannya,” urai Azmi.
Azmi menjelaskan, dirinya melayani pembeli banyak yang pesan, ketimbang yang beli langsung di rumahnya.
Para pembelinya berasal dari semua kalangan. Sebagian besar berasal dari kalangan rumah tangga.
“Pembeli sebagian besar adalah eceran. Tapi untuk pembeli yang langsung datang ke rumah juga banyak.
Ya, terutama orang kampung sini sendiri,” tukas Azmi.
Terkait ongkir, Azmi mengatakan maksimal Rp 10 ribu tergantung jarak. Namun dirinya membebaskan ongkir untuk pelanggan setia. “Paling besar ongkir cuma Rp 10 ribu. Tapi kalau pelanggan loyal ya free ongkir,” jelas Azmi.
Bertahan Saat Pandemi
Azmi bersyukur karena adanga pandemi tidak mempengaruhi usaha yang dijalankan. “Alhamdulillah meski ada pandemi, usaha donat tidak berpengaruh,” terang Azmi.
Azmi mengungkapkan, rencana berikutnya terkait usaha DK adalah ingin menambah jumlah pelanggan. “Rencananya ingin menambah jumlah pelanggan, sekalian memperbaiki yang kurang-kurang seperti membeli alat buat adonan dan lainnya,” tukas Azmi.
Azmi berharap bisa memiliki cabang di berbagai lokasi. Untuk saat ini home industri donat masih dilakukan bertempat di rumahnya di Jalan Kebalen Wetan, gang Mores, nomor. 27, Kota Malang.
“Saya ingin bisa memiliki cabang dan Istiqomah mengembangkan usaha Donat Kentang,” tegas Azmi mengakhiri. (Had).