Kemudian penguasaan teknik-teknik berbicara di depan umum yaitu penekanan variasi intonasi, ekspresi wajah, kontak mata pada audience dan bahasa tubuh yang sesuai.
Hal tersebut dikatakan Nikmatus Sholikah, sebagai Presiden Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB) Indonesia dalam Web Seminar (Webinar), dengan topik “Menjadi Public Speaker yang Baik? Siapa takut…! yang diadakan English Development Community (EDC) yang ada di Islamabad, Pakistan.
“Hal pertama yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam ber-public speaking, atau berbicara kepada publik adalah percaya diri,” kata Nikmatus, pada Sabtu (19/9/20).
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari para mahasiswa Indonesia, tergabung dalam EDC yang berada di tiga negara yaitu Indonesia, Mesir, Pakistan dan peserta umum.
Latihan dan Konsistensi
Nikmah menambahkan, menjadi public speaker yang baik dibutuhkan latihan secara konsisten, dan keinginan kuat masing-masing individu.
Meskipun di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa para mahasiswa harus belajar dari rumah, kemampuan public speaking juga harus tetap diasah.
Seperti memanfaatkan media digital untuk berdiskusi dengan teman komunitas, presentasi kuliah secara online dan mengikuti secara aktif berbagai Webinar untuk mengasah kemampuan menjadi speaker.
“Menjadi public speaker yang baik bukan hanya dari bakat, tapi juga ketekunan kita untuk berlatih. Penguasaan materi dan mengubah pola pikir takut gagal, dua aspek penting,” tukas dia.
Untuk kelancaran sebagai pembicara, lanjut dia, meskipun diawal kita gugup, merasa tidak percaya diri dan takut gagal, namun yang perlu diingat orang yang bisa juga awalnya tidak bisa.
“Kesimpulannya, kalau kita tidak mencoba, selamanya tidak akan bisa. Lakukan perubahan menjadi public speaker yang baik sesegera mungkin, maka manfaatnya dalam menunjang karir, bermasyarakat dan dunia pendidikan akan segera kalian rasakan,” terang perempuan yang sedang menempuh studi Magister Ilmu Komunikasi tersebut.
Inovasi Topik
Sementara itu, Founder EDC, M. Jundi Robbani menuturkan, bahwa awalnya Webinar EDC hanya berhubungan dengan ‘kebahasaan’. Namun ia mencoba melakukan inovasi topik pembelajaran, sehingga webinar kali ini bertema Public Speaking tersebut.
Kemampuan Public Speaking juga sangat dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya para mahasiswa yang tergabung dalam EDC.
“Speaker (pembicara) bagi saya bukan hanya untuk orang yang bekerja di pertelevisian tapi lebih dari itu. Baik bagi guru, maupun ketua organisasi, komunitas ataupun kepala daerah. Public Speaking itu perlu dan penting,” pungkas pria yang sedang menempuh Magister di International Islamic University, Pakistan ini.
Sharing for Caring
Pada kesempatan yang sama, Jundi memaparkan EDC adalah sebuah komunitas berbasis belajar Bahasa Inggris yang sudah berdiri sejak 2018 lalu, dan memiliki lebih dari 250 anggota yang tersebar di beberapa negara di kawasan Asia Selatan dan Timur Tengah, yaitu Indonesia, Pakistan, Saudi Arabia dan Mesir.
EDC mengundang Presiden KJB Indonesia, yang merupakan komunitas yang beranggotakan para Jurnalis Muslimah yang memiliki kompetensi yang bagus di dunia Jurnalistik, dan praktik public speaking.
“Webinar ini menjadi salah satu aplikasi moto EDC, yaitu sharing for caring atau berbagi karena peduli. Saya berharap, agar kegiatan yang dikemas secara informatif dan edukatif dari pemateri yang berkompeten ini, bisa memberi manfaat kepada para pelajar Indonesia,” ujarnya.
Dirinya juga berpesan kepada para pelajar, untuk jangan pernah berhenti untuk belajar, menaikkan kemampuan dan kompetensinya.
“Jadi, teruslah belajar dan jangan pernah berhenti bermimpi untuk menggapai cita dan impian,” tandas pria asal Lampung ini. (Had)
MALANG NEWS – Hal pertama yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam ber-public speaking atau berbicara kepada publik adalah “percaya diri”.