Ini menjadi cerita yang tak terpisahkan dari dalam Cerita Panji, yang selama ini di kembangkan dalam kesenian Topeng Malang dan selalu mengangkat narasi-narasi tentang panji.
Di Kampung Budaya Polowijen sendiri, Ragil Kuning menjadi sangat istimewa karena selalu di ekplorasi dalam ragam cerita pementasan dan seni pertunjukan lainnya.
Tak terkecuali termasuk dalam Acara Sesekaran Topeng Malang, yang di selenggarakan di KBP jatuh pada Sabtu Pahing bulan Suro tanggal 29 Agustus 2020, yang di selenggarakan secara virtual melalui live streaming Youtube di INSPIRE media TV. Mulai dari jam 9 sampai jam 1 siang.
Isa Wahyudi pria yang akrab di sapa Ki Demang, selaku Penggagas KBP menyampaikan, bahwasanya roundown acara Sesekaran Topeng Malang yang mengambil tema Anoman Gandrung yang diselenggarakan secara Virtual, menceritakan perjumpaan Dewi Ragil Kuning dengan Raden Gunungsari yang berubah menjadi kera.
“Awalnya sedang menggoda Dewi Ragil Kuning, namun karena lama tidak bertemu dan setelah itu menampakkan wujud aslinya,” kata Ki Demang, Minggu (30/8/2020).
Setelah fragmentasi acara, maka semua penari diajak ke Makam Buyut Reni untuk nyekar dan doa bersama dan ditutup menari Topeng Ragil Kuning yang menjadi ciri khas KBP.
“Puncak perayaannya, iring-iringan beberapa penari topeng ditutup dengan ziarah di Makam Mpu Topeng Mbah Reni. Dan hanya boleh dihadiri warga setempat. Tanpa penonton dari luar,” tegas Ki Demang.
Acara Sesekaran Topeng Malang di awali dengan doa bersama, mengajak berdoa para seniman topeng Malang di rumah masing-masing yang di gelar secara virtual dan memasang Topeng Malang didinding makam Mbah Reni. Setelah itu, dilanjutkan dengan tabur bunga secara bersama-sama.
Sesekaran Topeng Malang di KBP ini di rancang oleh Dr. Roby Hidajat, M.Sn selaku Dosen Jurusan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang, sebagai salah satu pengembangan ragam gerak tari tradisional untuk Pengembangan Kampung Tematik di Kota Malang, melalui seni tradisional yang harapannya merupakan penggalian cerita-cerita, narasi-narasi budaya lokal yang bisa di pentaskan dan dipertunjukkan.
“Adapun strateginya ada pada buku Kampung Budaya Polowijen yang bertajuk Pengembangan Kampung Tematik Berwawasan Budaya, dan Industri Kreatif di Kota Malang yang di launching satu hari sebelumnya,” ungkap Roby Hidayat.
Sarasehan Budaya dengan tema Pengembangan Kampung Budaya di Kota Malang melalui Seni Tradisional, juga di selenggarakan secara virtual.
Dalam kesempatan ini, Kepala Bidang kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Andayun juga hadir memberikan sambutan, bahwa upaya pelestarian seni tradisi menjadi pusat perhatian Dinas.
“Polowijen itu desa tua dengan ragam cerita sejarah dan tradisinya, yaitu mulai dari Ken Dedes sampai topeng Buyut Reni, dan ternyata cerita iconik Malang asalnya disini,” tukas Andayun.
Karena dari Polowijen, lanjut Andayun, maka Dinas telah merintis karya-karya virtual tentang Ken Dedes dan Empu Purwa, dan nampaknya KBP juga merintis tentang topeng-topeng secara virtual juga.
“Dikbud Kota Malang senantiasa akan mendukung pelestarian seni tradisi di masyarakat, yang selama ini sudah ada dan lestari dan akan mengkurasi setiap event budaya, untuk mendapatkan bantuan fasilitasi,” tandasnya.
Sekadar dimetahui, acara sesekaran juga tidak hanya menampilkan acara ritual saja, sebelumnya juga di selingi dengan ekplorasi KBP melalui karya-karyanya. Diantaranya menjelaskan sejarah KBP, peragaan membatik, peragaan membuat Topeng, peragaan membuat seni lukis, kidungan mocopat serta mempertunjukkan masakan tradisional ala KBP.
Terasa sangat komplit di KBP, karena semuanya ada banyak hal yang di kembangkan di KBP sebagai salah satu kampung tematik berbasis budaya. (Har)
MALANG NEWS – Cerita tentang Dewi Ragil Kuning yang melakukan sayembara Sodo Lanang, dan kemudian bertemu dengan Raden Gunungsari yang tidak lain adalah saudara ipar sendiri, dan kemudian menjadi pasangan suami istri makin memperkuat posisi kerajaan Kediri.