Ikuti Kami di Google News

Tim dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya (UB) Malang mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Tim dari FISIP UB Malang, saat menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Balai Desa Curungrejo. (Muh)
MALANG NEWS – Tim dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya (UB) Malang, menggelar kegiatan Pelatihan Photostory dan Penulisan Blog dengan Memanfaatkan Gawai, kepada masyarakat di Balai Desa Curungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (12/8/2020).


Selain dari FISIP UB, kegiatan ini juga bekerja sama dengan enam mahasiswa dari Fakultas Kedokteran (FK) UB, yang mengisi sesi awal dengan pemaparan materi serta dialog terkait perkembangan Covi-19.

Selain menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, pada kegiatan ini juga memberikan informasi yang mengurangi stigma di masyarakat. Tampak warga desa cukup aktif, saat bertanya dan memberikan pendapat.

Ketua tim kegiatan Muhaimin Zulhair mengatakan, bahwa acara tersebut berlangsung dari pagi hingga siang hari.

“Peserta yang berminat cukup banyak, namun kami menapis hanya menjadi 15 orang peserta saja dengan standar pencegahan Covid-19, yaitu mengatur jaga jarak, memakai masker, dan handsanitizer,” kata Muhaimin Zulhair.

Pada saat pembukaan kegiatan, Sujud, Amd. Kep., selaku Kepala Desa Curungrejo, mengucapkan terimakasih kepada tim pengabdian dari FISIP dan mahasiswa FK UB.

“Kami atas nama Kepala Desa Curungrejo mengucapkan terimakasih, karena telah mengedukasi dan meningkatkan kapasitas serta pengetahuan warga, khususnya remaja di desanya,” ujar Sujud sapaan akrabnya.

Sesi acara selanjutnya, dibawakan oleh tim dari FISIP UB terkait pelatihan penulisan, penggunaan blog, dan pembuatan photo story dengan memanfaatkan gawai.

“Ide dasar kegiatan ini yaitu menambah aktivitas positif dalam penggunaan gawai dan menuliskan cerita desa dari sudut pandang warga desanya sendiri sebagai bagian dari literasi sosial”, tutur Muhaimin.

Muhaimin menambahkan, bahwa literasi pada umumnya dimaknai hanya sekadar calistung. Namun hal tersebut adalah literasi dasar, terdapat literasi lainnya yang lebih lanjut.

“Misalnya orang yang memiliki literasi tentang pola hidup sehat, orang tersebut akan berupaya menjaga pola makan, aktivitas, dan sebagainya. Literasi diartikan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup,” tukas dia.

Oleh karena itu, lanjut Muhaimin, memotret dan menuliskan narasi tentang desa mereka sendiri menjadi penting bagi warga desa.

Menurutnya, media penulisan tidak harus melalui media sosial arus utama seperti Facebook, Instagram, atau Twitter, namun dapat melalui blog. Blog lebih memberikan gerak leluasa dalam menulis terkait jumlah kata dan meletakkan foto, menuangkan pendapat dan rasa, serta tidak berbayar.

“Hal ini juga nantinya dapat membantu jika ada program pengembangan desa, misalnya saja tentang promosi wisata atau kegiatan positif lainnya. Karena seperti kita mafhum bersama, saat ini orang tertarik akan sesuatu hanya dengan melihat foto dan ulasannya,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, pada kegiatan tersebut selain menerima materi, para peserta juga mempraktikkan pengambilan beberapa rangkaian foto yang mempunyai alur cerita di desa, kemudian menuliskan narasi terkait dengan foto tersebut. (Muh)

Share: