Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Batu drg. Kartika Trisulandari mengatakan, berdasarkan data rekam medis yang ada di Dinas Kesehatan, yang bersangkutan telah melaksanakan rapid test di Balai Desa Sumbergondo pada 19 Juni 2020 dan telah dinyatakan non reaktif.
“Pada 6 Juli 2020, Fitria melakukan pemeriksaan di Polindes yang hanya berjarak 30 meter dari rumahnya, namun usia kehamilan sudah memasuki minggu ke 41-42 dengan post date (kehamilan yang melampaui umur),” kata Kartika.
Ia menambahkan, bahwa ketika kehamilan terjadi post date, maka proses kelahiran harus dilaksanakan di rumah sakit.
“Pada kasus ini, ketika Fitria merasakan kontraksi, ia bercerita sedang ganti baju ketika sang suami sedang mencari kendaraan untuk menuju ke rumah sakit sesuai anjuran dari bidan desa,” imbuh dia.
Pada saat di kamar mandi, lanjut Kartika, ternyata tidak tahan dan melahirkan anak perempuan dan di bantu oleh ibunya.
“Tak selang berapa lama, datang Bidan Desa Novi yang membantu proses rawat tali pusar, injeksi vitamin K1, serta perawatan standar pada ibu melahirkan,” tukasnya.
Wali Kota Batu Dra. Hj. Dewanti Rumpoko, M.Si mengatakan, bahwa proses melahirkan itu kondisinya yang tidak bisa diprediksi.
“Sudah lewat hari untuk melahirkan putrinya, kira-kira lebih seminggu dan disarahkan ke rumah sakit, karena itu adalah sop bidan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar dia.
Namun, masih kata Dewanti, tuhan berkehendak lain, ternyata kelahiran Fitria dimudahkan, ketika masih akan ganti baju untuk menuju ke rumah sakit putrinya lahir duluan.
“Ini suatu kebesaran Allah SWT untuk diberikan kemudahan bagi mbak Fitria, mudah-mudahan kami bisa melayani masyarakat Kota Batu dengan baik,” tandasnya.
Pewarta: Eko Sabdianto
Editor: Andi Rachmanto
Publisher: Edius
