“Saya menilai dr. Umar bisa unggul dengan memperhatikan dua faktor. Yaitu mampu mensolidkan tim, dan memantapkan kekuatan figur,” kata Pakar Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Wawan Sobari S.IP., MA., Ph.D, pada Minggu (12/7/2020).
Wawan menilai, munculnya nama Umar menjadikan atmosfir politik lokal Bhumi Arema semakin progresif dan dinamis.
Wawan mengatakan, dalam Pilkada Kabupaten Malang 2020 Nahdlatul Ulama (NU) memegang peranan menentukan dan kunci untuk pemenangan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati.
“Kuncinya ada di NU karena mempunyai peran sentral. Nahdlatul Ulama basis massanya sangat cair, karena NU itu tidak berpihak secara politik,” jelas pria alumnus S1 Universitas Pajajaran Bandung ini.
Wawan mengatakan, bukti cairnya massa NU terdapat di Pilgub Jatim, yang mempertemukan kedua pasangan calon yang berbeda garis. Yakni yang satu dari golongan abangan sekaligus incumbent, disisi lain terdapat pasangan calon dari golongan religius. Tetapi secara kultural keduanya merupakan masyarakat Nahdliyin.
“Itu yang saya bilang tadi NU itu cair. Tetapi di sisi lain jika solid, dokter Umar bisa dimanfaatkan posisi beliau untuk didukung oleh badan-badan otonom NU di bawah, seperti muslimat fatayat,” terang pria lulusan Flinders University of South Australia ini.
Wawan mengungkapkan, kesolidan tim sangat dibutuhkan jika nantinya resmi mengusung Umar Usman. Karena figur incumben yakni Sanusi juga dari kalangan figur Nahdliyin.
“Tinggal nanti kekuatan figurnya inilah yang menentukan. Apalagi NU dekat dengan PKB, akar kultural PKB ada di NU, jadi menarik. Karena menurut saya dr. Umar Usman ini yang paling punya peluang dibanding dengan figur-figur lain selain independen ya,” jelas Wawan.
PKB Wajib Koalisi
Sementara itu, Direktur Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (éLSAD, Maulidin, menanggapi terkait rekom yang akan diturunkan kepada dr Umar dalam waktu dekat ini.
Ia mengatakan, dr. Umar Usman memiliki potensi yang lebih besar untuk maju menjadi Cabup dari PKB dalam perebutan kursi N1.
“dr. Umar Usman sebagai ketua NU, sudah jelas di belakangnya berdiri basis massa besar. Keberhasilan PKB dalam Pileg (Pemilihan Legislatif) kemarin, pastilah tidak terlepas dari kiprah NU. Gus Ali sebagai Ketua DPC PKB dan anggota DPR, yang artinya, dia sudah cukup membuktikan memiliki elektabilitas,” imbuhnya.
Ia mengatakan, DPP PKB sudah jelas memiliki pertimbangannya untuk nantinya siapa yang akan mendapat rekom dan selanjutnya diusung menjadi Cabup.
“DPP pasti lebih memilih dr. Umar Usman, sebab hal itu akan memantapkan relasi yang sudah terjalin baik antara PKB dengan NU selama ini,” terang dia.
Lebih lanjut, pria alumnus program studi Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga ini, PKB juga tetap membutuhkan koalisi dengan partai politik (parpol) lain untuk bisa memenangkan perebutan kursi N1.
Meskipun jika dilihat dari jumlah kursi yang dimiliki PKB pada legislatif, telah cukup untuk mengusung pasangan calon (paslon) cabup dan cawabupnya sendiri seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Kalau ingin menang Pilbup, PKB harus koalisi dengan partai lain, utamanya dengan partai yang memiliki basis massa mirip PDIP yaitu Partai Golkar,” pungkasnya. (Had)
MALANG NEWS – Panasnya suhu politik di Kabupaten Malang seiring dekatnya Pilbup, menjadikan Nahdatul Ulama (NU) terseret dalam turbulensi politik, dan menariknya pengamat politik menilai dr. Umar Usman bisa unggul dengan dua faktor.