Kampung tematik yang di koordinir oleh Forum Komunikasi Pokdarwis Kota Malang, melakukan MoU dengan Rektor Universitas Brawijaya di dampingi Kepala Seksi Pengembangan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang.
Pertemuan dengan menggunakan protokol kesehatan Covid-19 ini hadir dalam penandatangana MoU Prof. Dr. Abdul Hakim, M.Si sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Prof. Dr. Ir. Moch. Sasmito Djati, M.S. sebagai Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama.
Adapun isi tentang MoU antara lain tentang penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia, belajar merdeka dan kewirausahaan.
Prof. Sasmito menyambut baik kegiatan ini, karena kampus UB menggagas kampung selingkar kampus melalui pengembangan Program Merdeka Belajar.
“60 ribu lebih mahasiswa kami ingin masuk kekampung-kampung, karena mereka akan mendapatkan kredit point untuk Program Merdeka Belajar. Oleh karena itu, kami kampus UB siap bekerjasama dengan sebanyak banyaknya masyarakat di Kota Malang, agar sama sama maju dan berdaya bersama,” kata Sasmito sapaan akrabnya.
Di kesempatan yang sama Prof. Abdul Hakim menyampaikan, bahwa kampus UB juga merintis kampung wisata dan yang sudah jalan di sekitar kampus 2 Kalisongo kabupaten Malang.
“Oleh karenanya, kampus UB akan mendorong 20 Kampung tematik menjadi destinasi wisata utama di kota Malang. Caranya adalah dengan melibatkan seluruh civitas akademika dan menjadikan kampung tematik sebagai labolatorium merdeka belajar, pengembangan ekonomi kreatif dan memajukan kampung tematik sebagai kampung wisata andalan Kota Malang,” ujarnya.
Setelah penandatangan MOU, acara di lanjutkan dengan FGD 20 kampung yang di pandu oleh Ilhamudin Nukman, S.Psi, MA, Staf Ahli Warek 3 UB diawali presentasi dan perkenalan 20 kampung oleh Isa Wahyudi Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang.
“Kami orang kampung ingin maju bersama-sama dengan ragam karakter kampung yang berbeda, bahwa kampung tematik adalah kampung yang mandiri siap bekerjasama menjadi tempat medeka belajar bagi semua mahasiswa,” kata Ki Demang sapaan akrabnya.
Pria penggagas Kampung Budaya Polowijen ini menambahkan, kampung tematik di Kota Malang perlu berjejaring dengan semua kampus termasuk kampus UB.
“Agar terjalin sinergitas yang baik dan kerjasama dalam proses belajar mengajar,” imbuh dia.
Dari hasil FGD, Coch Ilham sapaan akrab Dosen Psikologi UB ini mencatat, bahwa semua kampung tematik butuh branding sebagai kampung wisata melalui website, medsos dan media meanstream lainnya maka UB akan melatih warga kampung tematik semua.
“Terkait dengan promosi, maka kampus melalui UB TV akan mempublikasikan dan mengiklankan semua kampung tematik. Adapun untuk peningkatan SDM, kampus siap menerjukan dosen menjadi mentor pengembangan kampung dan menerjunkan mahasiswa untuk terlibat belajar merdeka di kampung, agar saling menginspirasi bahwa ketika mahasiswa belajar di kampung tematik di Kota Malang ini, mahasiswa akan mereplikasi kembali dan membangun kampung halamannya keteka mereka pulang,” paparnya.
Selain itu, Coch Ilham juga mengusulkan bagaimana ada penyelenggaraan event budaya nasional yang berbasis di Kota Malang dan Malang menjadi hubungan wisata budaya di Indonesia.
“Adapun bentuk penyelenggaraan bisa di kampung-kampung tematik maupun bisa di selenggarakan di kampung, dengan melibatkan semua mahasiswa dan kampung tematik. Sehingga itu akan manarik wisatawan domestik maupun mancanegara, semoga bisa terlaksana tahun depan ketika Covid-19 ini bisa segera berakhir,” tandas dia.
Pewarta: Andi Rachmanto
Editor: Eko Sabdianto
Publisher: Edius
MALANG NEWS – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung tematik Kota Malang berkumpul di Gedung Perjamuan lantai 6 Universitas Brawijaya (UB) Malang, pada Rabu (1/7/2020).