Acara halalbihalal diikuti oleh seluruh anggota Komunitas Tilas Leluhur baik dari Kota Batu, Kota Malang, Kota Mojokerto dan beberapa kota-kota lainnya. Selain itu, juga dihadiri oleh Kanjeng Sinuhun Gusti Pangeran Tedjo Wulan Pakubuwono Xlll Raja Surakarta.
Pandatuan awak media, mereka tampak terlihat saling berbincang, mengucap selamat Idul Fitri, dan saling menyampaikan permohonan maaf.
Dalam acara ini, Ketua Komunitas Tilas Leluhur Noeryanto, S.H mengatakan, bahwa kegiatan acara halalbihalal merupakan acara khas yang telah membudaya di setiap daerah, tak terkecuali di Indonesia.
“Tradisi halalbihalal tidak ada di tempat lain. Ini khas Indonesia. Itulah hebatnya orang Indonesia, jadi kita harus bangga dengan budaya warisan leluhur dan tradisinya,” kata Noeryanto di sela-sela kegiatan.
Sementara itu, Sekretaris Komunitas Tilas Leluhur Sarah Mawardi, S.Ikom menambahkan, kegiatan halalbihalal hidup dalam masyarakat Jawa.
“Catatan pertama yang menulis kegiatan yang serupa dengan halalbihalal terjadi saat zaman Raja Mangkunegara Pertama,” ujar Sarah sapaan akrabnya.
Menurutnya, tradisi tersebut telah tumbuh kembang dan hidup di masyarakat Jawa.
“Jadi catatan sejarah pertama kali dikenal di Mangkunegara Pertama. Punya kebiasaan setelah Idul Fitri, raja bertemu dengan masyarakat. Kebiasaan berkumpul di lapangan, raja duduk, masyarakat yang memutar menyalami,” ungkapnya.
Sementara itu, Kanjeng Sinuhun Gusti Pangeran Tedjo Wulan Pakubuwono Xlll Raja Surakarta menyampaikan, bahwasanya kegiatan Halal Bihalal tersebut sudah ada sejak jaman dahulu kala, khususnya di tanah Jawa.
“Ketulan kami juga salah satu leluhur di Kerajaan Majapahit. Kami juga mendoakan dan bersilaturahmi dengan Komunitas Tilas Leluhur yang ada diota Batu, karena apa yang kami lakukan ini tidak bisa lepas dari leluhur kita, jadi harus kita mendoakan agar beliau di sana juga bisa tenang, dan yang ditinggalkan juga bisa melanjutkan cita-citanya,” kata Raja Surakarta ini, saat diwawancarai awak media.
Iapun juga menambahkan, Halal Bihalal bersama Komunitas Tilas Leluhur tersebut, juga sekedar ingin berkunjung dan silaturahmi serta menjaga jalinan persaudaraan.
“Ya, tujuannya agar negara NKRI ke depan lebih baik, gemah ripah loh jinawi dan diberikan kemudahan berbagai hal apapun. Kami juga berpesan, agar jangan sampai meninggalkan tradisi budaya Jawa dari leluhur. Harus di lestarikan, karena itu yang bisa merekatkan hubungan persaudaraan, dan saling menghormati bagi satu sama lainnya,” tandas dia.
Pewarta: Eko Sabdianto
Editor: Andi Rachmanto
Publisher: Edius