Sebab, di tempat tersebut telah mampu menjadi percontohan bagi daerah lain dalam menyiapkan ketahanan pangan, khususnya pada masa pandemi Covid-19.
Kunjungannya pada Rabu (3/6/2020) siang tadi di dampingi oleh Walikota Malang dan Wakil Walikota Malang, beserta Sekda dan jajarannya termasuk Kapolresta Malang disambut oleh ketua KTM GWS Ageng Wijaya Kusuma besera warganya, tak terkecuali Lurah Purwantoro.
Setelah suci tangan, Muhadjir meninjau beberapa titik yang dianggapnya sangat maju dibandingkan saat dulu dia pernah mengunjungi kawasan ini. Seperti tempat pembibitan ikan lele dan mujaer yang memanfaatkan drainase, pembudidayaan tanaman sayur di atas drainase dan lingkungan sekitar, serta tempat isolasi dan pemulasaraan jenazah memanfaatkan rumah kosong.
Terkait pengendalian Covid-19, KTM GWS RW 5 Purwantoro ini dinilai telah siap, seperti rumah isolasi, pemulasaraan dan pemakaman jenazah dengan tim Satgas Covid-19 nya, dan ketangguhan pangannya.
“Ini sangat luar biasa sekali, semua bisa termanfaatkan dan saya rasa ini kampung tangguh yang tanggap,” ungkap Mantan Rektor UMM itu.
Yang menarik selain membeli beberapa handycraf daur ulang sampah, Muhadjir juga mengujungi gudang lumbung pangan dan stan mlijo gratis bagi warga yang membutuhkan
“Ini menarik, situasi seperti ini warga saling membantu sesama dengan sistem barter seperti jaman dulu menjadi modal sosial ketahanan pangan. Saya rasa revolusi mental itu ya ini ada di sini dan saya kira ini adalah contoh yang sangat baik,” kata dia.
Menurutnya, jika ada 50 persen saja dari total kelurahan yang ada di Kota Malang seperti Kelurahan Purwantoro, Kota Malang bisa jadi contoh kota-kota lainnya untuk membangun lingkungan sehat, bersih, masyarakatnya guyub dan penuh dengan semangat kegotong royongan.
“Karena ini kegotongroyongan yang nyata,” kata Mendikbud RI pada periode sebelumnya ini. Nanti, saya akan terjunkan tim untuk mempelajari pola kampung tersebut. Kemudian, akan ditularkan secara masif di tempat lainnya,” paparnya.
Terkait New Normal, lanjut Muhadjir, normalnya tetap harus dengan syarat-syarat tertentu, seperti mematuhi protokol kesehatan, karena masih harus hidup bersama Covid-19.
“Kalau hanya protokol-protokol dasar seperti memakai masker, cuci tangan, membuat jarak, menghindari kerumunan, itu saja tidak cukup. Tapi harus ada yang spesifik, misalnya kalau Jumatan seperti apa, di restoran seperti apa, itu yang justru harus diperhatikan. Termasuk ketika sekolah sudah mulai masuk,” pungkas Mendikbud RI tersebut.
Sudah tentu Ageng merasa senang, bahwa kampungnya dapat menginspirasi kampung lain dan berbagi pengalaman.
“Ya, tentunya tentang bagaimana membangkitkan kampung tangguh di masa pandemi Covid-19 secara mandiri, yang sebenarnya kampung ini merupakan kampung Glintung Water Street kampung wisata berbasis urban farming dan ketahanan pangan,” tandas dia.
Pewarta: Andi Rachmanto
Editor: Eko Sabdianto
Publisher: Edius
MALANG NEWS – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, mengapresiasi keberadaan Kampung Tangguh Mandiri (KTM) Kampung Glintung Water Streat (GWS) RW 5 Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.