MALANG NEWS – Pegiat dan pengelola 20 Kampung Tematik Kota Malang berkumpul di Kampung Budaya Polowijen. Mereka tengah ikut Pelatihan Citizen Journalism.
Selain menikmati kudapan sego deso jajan kampung. Mereka juga minum jamu dan cendol dawet di Pasar Minggu Legi KBP, Minggu (1/3/2020).
Ki Demang, selaku penggagas Kampung Budaya Polowijen (KBP) sekaligus Ketua dari Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang mengatakan, bahwasanya 15 Kampung Tematik dari 20 kampung pada tahun ini berhasil telah membuat paket kunjungan.
“Termasuk juga event yang bisa dikunjungi sesuai jadwal. Ini adalah kemajuan dari Kampung Tematik yang di koordinasikan Forkom Pokdarwis Kota Malang,” kata dia.
Ki Demang menambahkan, kegiatan Pelatihan Citizen Journalism yang dihadiri Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang dan PWI Malang, selaku narasumber menjadi ajang untuk meningkatkan kompetensi bagi para pegiat kampung tematik untuk mempromosikan kampungnya.
“Pelatihan ini tujannya untuk mempromosi kampung dengan menggunakan media mainstream dan media sosial,” imbuhnya.
Menurut Ki Demang, perkembangan Kampung Tematik Kota Malang semakin menarik, hal itu mengingat setelah semua kampung mampu membuat paket kunjungan dan kalender event untuk memperkenalkan produk unggulannya.
“Karena itu butuh sentuhan tangan-tangan kreatif, yang mana tujuannya agar kampung tematik terus berkembang. Kami juga berharap, agar menjadi tempat untuk pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Malang,” ujar dia.
Agung H Buana, Kasi Pengembangan Ekonomi Kreatif dari Disporapar Kota Malang, juga menyampaikan, dalam diskusi di Pelatihan Citizen Journalism sebagian Kampung Tematik layak untuk menjadi tempat Co-Working Space Ekonomi Kreatif Kota Malang.
“Tidak perlu terjebak pada bangunan dan gedung tempat berkumpulnya para kreator-kreator ekonomi kreatif, di cafe, ruang terbuka dan bahkan Kampung Tematik bisa menjadi tempat bertemunya ide dan gagasan pengembangan Ekonomi Kreatif,” ujar dia.
Agung juga melihat, potensi dan eksistensi dari Kampung Tematik selama ini, maka beberapa kampung layak untuk menjadi Co-Working Space bagi pelaku Ekonomi Kreatif.
“Ya, tinggal ditambahkan beberapa fasilitas pendukung saja, seperti wifi, ruang pamer dan produksi. Dan tampaknya, beberapa Kampung Tematik memadahi untuk itu semua, pungkas Agung yang mencoba mengaitkan irisan antara Kampung Tematik sebagai Kampung Wisata dengan Ekonomi Kreatif.
Sekadar diketahui, kegiatan di Kampung Tematik ini, rata-rata adalah pengembangan dari Ekonomi Kreatif, dengan Kemasan Wisata. Dan hampir 6-7 sub sektor berjalan di kampung tersebut. Antara lain, desain produk, DKV, video, fotografi, fashion, craft, kuliner dan seni pertunjukan.
Karena itu, Kampung Tematik layak untuk menjadi tempat untuk pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Malang.
Pewarta: Andi Rachmanto
Editor: Eko Sabdianto
Publisher: Edius